Beranda | Artikel
Keberanian Zubeir bin Awwâm
Sabtu, 15 Januari 2022

Namanya adalah Zubeir bin Awwâm bin Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai رضي الله عنه.

Nasabnya bersambung dengan Nabi ﷺ  pada Qushai. Sedangkan ibunya bernama Shafiyah binti Abdul Mutthalib رضي الله عنها , bibi Nabi ﷺ  . Dia memiliki kunyah (nama panggilan) Abu ‘Abdillâh. Zubeir bin Awwâm masuk Islam ketika berumur delapan tahun.1

Zubeir bin Awwâm رضي الله عنه adalah Sahabat yang pemberani. Dia termasuk salah satu Sahabat yang mendapat janji masuk surga. Nabi ﷺ  bersabda:

أَبُوْ بَكْرٍ فِي الْجَنَّةِ وَعُمَرُ فِي الْجَنَّةِ وَعُثْمَانُ فِي الْجَنَّةِ وَعَلِيٌّ فِيْ الْجَنَّةِ وَطَلْحَةُ فِيْ الْجَنَّةِ وَالزُّبَيْرُ فِيْ الْجَنَّةِ ….

Abu Bakar berada di surga, Umar berada di surga, Utsmân berada di surga, Ali berada di surga, Thalhah berada di surga, Zubeir berada di surga…(HR. atTirmidzi 3680; Ibnu Mâjah 130; Ahmad)

Dia juga termasuk salah satu dari enam Sahabat ahli syura‘ dalam pemilihan khalifah setelah Umar رضي الله عنه .

Dia adalah orang yang pertama kali menghunus pedangnya di jalan Allah سبحانه وتعالى 2 ; mengikuti perang Badar, perang Uhud serta seluruh peristiwa bersama Rasulullah ﷺ  . Dia termasuk orang yang menarik dan banyak memiliki usaha. Dia memiliki 1000 budak yang selalu membayar upeti kepadanya. Dari segi fisik dia sangat tinggi hingga apabila dia berkendaraan, kakinya menyapu tanah. Zubeir رضي الله عنه meninggal dunia di tangan Ibnu Jurmuz dalam suatu pembunuhan yang licik setelah perang Jamal di lembah as-Saba‘, yaitu nama daerah sejauh tujuh farsakh (kurang lebih 35 KM) dari Bashrah pada bulan Jumadil ula tahun 36 H. 3

Berikut ini adalah kisah keberanian Zubeir:

Dalam perang Uhud, dia melakukan perang tanding melawan Thalhah bin Abi Thalhah al-Abdari, kisahnya demikian :

Dua fihak yang bermusuhan itu saling mendekat untuk memulai tahapan-tahapan perang yang akan berkecamuk. Yang pertama kali menyulut bara pertempuran itu adalah pembawa bendera dari kalangan musyrikin, yang bernama Thalhah bin Abu Thalhah al-Abdari. Dia adalah penunggang kuda suku Quraisy yang paling berani. Orang-orang Muslim menyebutnya kabsyul katîbah (tokoh andalan Quraisy). Dia keluar dengan menunggang unta, lalu menantang untuk perang tanding. Namun para Sahabat menahan diri karena keberaniannya itu. Akhirnya, Zubair رضي الله عنه maju menghampirinya; dia tidak maju dengan perlahan-lahan melainkan langsung melompat seperti seekor singa. Zubair pun berada di atas unta Thalhah; kemudian mereka jatuh. Zubair membanting Thalhah, lalu membunuhnya.

Nabi ﷺ  menyaksikan perang tanding yang sangat mengagumkan ini; seketika beliau bertakbir yang kemudian diikuti oleh semua orang Muslim. Beliau memuji Zubeir رضي الله عنه dan bersabda: “Sesungguhnyasetiap nabi itu memiliki hawâri4 (pengikut setia) dan pengikut setiaku adalah Zubeir z.” 5

Pada perang Badar al-Kubra, Zubeir رضي الله عنه berkata: “Aku berjumpa Ubâdah bin Sa`d al-Ash pada perang Badar. Saat itu ia membawa senjata lengkap dan menutupi dirinya, tidak ada yang terlihat kecuali kedua matanya. Aku pun membawa tombak ke arahnya. Kemudian aku tusuk kedua matanya hingga dia mati.” 6

Zubeir رضي الله عنه juga mengikuti perang Yarmuk. Dia adalah Sahabat yang paling utama dalam perang tersebut. Dia termasuk tokoh pasukan kuda dan orang yang pemberani di antara mereka. Sekelompok pasukannya berkumpul di hadapannya dan berkata: “Pimpinlah kami untuk menerobos barisan musuh, kami akan ikut di belakangmu. Zubeir رضي الله عنه berkata: “Kalian tidak akan mampu bertahan.” Mereka menjawab: “Ya” kemudian Zubeir رضي الله عنه dan mereka pun berangkat menggempur pasukan musuh. Tatkala mereka menghadapi dan barisan-barisan pasukan Rum, mereka pun mundur dan Zubeir رضي الله عنه pun maju. Belum lama dia menerobos barisan-barisan pasukan, Zubeir رضي الله عنه muncul kembali dari sisi yang lain dan kemudian kembali menuju para Sahabatnya. Kemudian mereka datang kepadanya kedua kalinya dan dia pun melakukan hal sama hingga ketika itu ia pun terkena dua luka pada bahunya.” 7

Zubeir رضي الله عنه termasuk orang yang mentaati panggilan Allah kdan Rasul-Nya setelah tertimpa luka dalam perang Uhud. Allah سبحانه وتعالى berfirman:

﴿ الَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِلَّهِ وَالرَّسُولِ مِنْ بَعْدِ مَا أَصَابَهُمُ الْقَرْحُ  لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا مِنْهُمْ وَاتَّقَوْا أَجْرٌ عَظِيمٌ ﴾

(yaitu) orang-orang yang mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam peperangan Uhud). bagi orang-orang yang berbuat kebaikan di antara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar. (Qs al-Imrân/3:172)

Aisyah x berkata kepada Urwah bin Zubeir ﷺ  (anaknya Zubeir): “Wahai anak saudariku, ketika Rasulullah ﷺ  mengalami sesuatu dalam perang Uhud, yaitu ketika orang-orang musyrik mundur, beliau khawatir mereka akan kembali. Kemudian beliau berkata: “Siapa yang akan menghadapi mereka.” Di antara mereka dipilih 70 orang termasuk Abu Bakar dan Zubeir رضي الله عنهما” 8

Imam al-Bukhâri meriwayatkan perkataan ‘Abdullâh bin Zubeir رضي الله عنه yang berbunyi “Pada waktu perang Ahzab (yaitu tatkala kaum Quraisy dan orang-orang yang bersamanya melakukan pengepungan terhadap kaum Muslimin di Madinah yang menyebabkan kaum Muslimin membuat parit. Aku dan Umar bin Maslamah bin ‘Abdul Asad ditempatkan dibenteng bersamapara wanita dan anak-anak. Tibatiba aku melihat ayahku naik kudanya datang dan pergi’ ke bani Quraidzah sebanyak dua atau tiga kali. Tatkala aku pulang, aku berkata: “Wahai ayah, aku melihatmu datang dan pergi”. Zubeir رضي الله عنه menjawab, “Apakah engkau melihatku, wahai anakku?” Aku menjawab, “Ya”. Zubeir رضي الله عنه berkata lagi, “Rasulullah ﷺ  pernah bersabda, “Barang siapa yang mendatangi bani Quraidzah, hendaknya dia datang kepadaku dengan membawa berita mereka.”9

Di antara manaqibnya, Nabi ﷺ memberikan syahâdah (rekomendasi) kepadanya dengan mati syahid.10 Dia memperoleh syahid sebagaimana dikatakan Rasulullah ﷺ  bahwa tatkala perang Jamal, Ali رضي الله عنه mengingatkan apa yang dia ingat. Kemudian dia kembali dari peperangan dan pulang ke Madinah. Di tengah perjalanannya dia dibunuh oleh Ibnu Jurmûz laknatullâh dan kepalanya pun terpotong. Ia membawanya ke Ali رضي الله عنه dan dia mengira akan memperoleh kedudukan darinya. Ia minta izin. Ali menjawab: “Jangan engkau berikan izin kepadanya, berilah kabar gembira dengan api neraka. Dalam riwayat dikatakan kepada Ali رضي الله عنه : “Sesungguhnya pembunuh Zubeir رضي الله عنه berada di depan pintu. Kemudian Ali رضي الله عنه berkata. Sungguh pasti pembunuh Ibnu Shafiyah di neraka.11

Inilah sekelumit kisah tentang keberanian Zubeir bin al-Awwâm dalam beberapa peperangan untuk membela Islam dan kaum Muslimin. Semoga bermanfaat. Wallâhu a‘lam

_________________________________________________________________

Footnote:

1 Lihat Fathul Bâri Juz 7 hlm 93.

2 Peristiwa itu terjadi ketika dia di Mekah, tatkala terdengar berita bahwa Rasulullah ﷺ  terbunuh. Ia pun datang dengan menghunuskan/menampakkan pedangnya, hingga setelah dia melihat Rasulullah ﷺ  , ia pun memasukkan pedangnya kembali

3 Fadhâilus Shahâbah Lil Imâm Ahmad Juz 2 hlm 914

4 Kata hawâri memiliki beberapa arti. Menurut adh-Dhahâk, hawâri artinya, “Orang yang berhak memperoleh khilafah/ atau menteri.” Ibnu Uyainah t mengatakan, hawâri adalah, “penolong” sedangkan Zubeir mengutib dari Muhammad bin Salâm bahwa hawâri adalah orang yang ikhlas/bersih

5 Lihat Ar-Rahîqul Makhtûm hlm 258-259

6 Kitab Ash-Shahâbah hlm. 279

7 Al-Bidâyah wan Nihâyah 7/14

8 Kitab ash-Shahâbah hlm 278-279

9 Lihat Fathul Bâri hlm 94

10 Ash-Shahâbah 278

11 Ash-Shahâbah 278

Majalah As-Sunnah (Baituna) edisi 05/Tahun XIII/Sya’ban 1430H/Agustus 2009M


Artikel asli: https://majalahassunnah.net/artikel/keberanian-zubeir-bin-awwam/